Pidato Tentang Idul Adha
السالم عليكم ورحمةهللا وبركاته
Bismillahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillah. Alhamdulillah wa
syukurillah ‘ala nikmatillah fi yaumil qurban. Asyhadu alla ilaha illallah wa
asyhadu anna muhammadar rasulullah. Allahumma sholli ‘ala sayyidina Muhammad wa
‘ala alihi wasohbihi wasallam.
Bapak, Ibu, dan saudara-saudari
yang saya hormati;
Bersyukur kita kepada Allah dengan mengucapkan alhamdulillah. Bersyukur atas segala nikmat, terutama nikmat sempat dan sehat yang telah diberikan oleh Allah SWT sehingga kita bisa berkumpul seraya menyambut momentum Idul Adha 1443 Hijriah Tahun 2022 dengan sukacita.
Sholawat dan salam tiada lupa
untuk kita curahkan kepada kekasih Allah, teladan umat manusia, Nabi Muhammad
SAW. Semoga dengan seringnya bershalawat kita akan mendapatkan pertolongan
beliau di Hari Kiamat nanti.
Bapak, Ibu, dan saudara-saudari
yang berbahagia
Berbicara tentang Idul Adha, maka
kita pula berbicara tentang Ibadah Haji dan Ibadah Kurban. Keduanya adalah
ibadah untuk menyempurnakan iman seseorang, sekaligus merupakan jalan untuk
bersyukur kepada Allah. Bahkan sebelum adanya perintah kurban, Allah berfirman
dalam QS Al-Kautsar ayat 1:
اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَۗ ١
Artinya: Sungguh Allah telah
memberikan nikmat yang sangat banyak.
Barulah kemudian dilanjutkan
dengan ayat ke-2:
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ ٢
Artinya: maka dirikanlah sholat
dan berkurbanlah.
Bapak, Ibu, dan saudara-saudari
yang berbahagia;
Bila kita melihat lebih dekat dan
lebih detail, sejatinya ibadah kurban adalah wujud bersyukurnya seorang hamba
Allah. Dulu sekali, anak Nabi Adam AS yaitu Qabil dan Habil Qabil yang
berprofesi sebagai seorang petani berkurban dengan memberikan hasil panennya,
sedangkan Habil berkurban dengan seekor kambing terbaik yang ia pelihara sendiri
dari tangannya. Setelah dinilai oleh Allah, ternyata kurban Habil yang
diterima, sedangkan kurban Qabil tidak diterima karena ia hanya berkurban
dengan hasil panen yang buruk, serta tidak diniatkan dengan keikhlasan hati.
Dari kisah tersebut, kita bisa belajar
bahwa beribadah kepada Allah itu wajib ikhlas dan hanya mengharapkan ridho
Allah SWT semata. Hal ini ditegaskan kembali melalui kisah Nabi Ibrahim AS yang
diperintahkan oleh Allah untuk menyembelih puteranya, Ismail AS yang baru saja
menginjak usia remaja. Karena kedua Nabi Allah taat dengan perintah Allah,
ikhlas dan rela, alhasil Allah terima pengorbanan tersebut seraya menukarnya
dengan seekor domba.
Bapak, Ibu, dan saudara-saudari
yang berbahagia;
Pada momentum Idul Adha tahun ini,
marilah kita pererat tali silaturahmi, marilah kita semakin semangat berbagi,
dan semangat dalam menggapai takwa. Semoga semakin bertambahnya hari, kita bisa
menjadi pribadi dengan kebermanfaatan yang lebih besar lagi.
Demikianlah pidato yang bisa saya sampaikan pada kesempatan ini.
Mohon maaf atas segenap khilaf dan salah.
وَعَلَيْكُمْ
السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Posting Komentar untuk "Pidato Tentang Idul Adha"