Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pemuda Milenial

السالم عليكم ورحمةهللا وبركاته

 

بِسْمِ اللهِ، والْحَمْدُ للهِ، الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ، وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ

 

Pertama-tama, marilah kita semua panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT., yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua. Kita bersyukur dapat berkumpul di pagi yang cerah ini, dengan nikmat kesehatan yang masih diberikan-Nya.

Tak lupa pula salawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, serta kepada keluarga dan sahabat-sahabatnya yang mulia.

Marilah kita bersama-sama menjelajahi petunjuk hidup yang agung ini, dengan tema yang hendak kita bahas pada kesempatan yang berbahagia ini, yaitu tentang “Pemuda Milenial”



Hadirin jamaah milenial yang dirahmati Allah, Dalam Islam, pemuda begitu besar perannya. Pemudalah yang diharapkan untuk mewujudkan segala macam bentuk kebaikan-kebaikan. Adapun orang-orang yang telah tua renta, memang mereka memiliki pengalaman yang dalam. Mereka tak memiliki tenaga yang kuat, tidak sebagaimana energinya para pemuda. Karena itulah kita perhatikan dalam Islam, yang menyebarkan Islam ini adalah para pemuda. Lihatlah bagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala memuji pemuda-pemuda yang menyelisihi agama dan budaya masyarakat dalam surat Al Kahfi.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

 

إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى

 

“Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.” (QS. Al Kahfi [18] : 13)

Kata-kata فِتْيَةٌ menunjukkan mereka para pemuda. Pemuda adalah harapan bangsa. Ketika pemuda rusak, jangan pernah berharap bangsa akan menjadi bangsa yang besar.

Sungguh naif rasanya, sungguh memprihatinkan, fenomena yang sangat miris, kita lihat para pemuda yang mereka sejatinya hilang. Mereka adalah generasi yang hilang lebur bersama musuh-musuh Islam. Kita melihat beragam tipe pemuda yang mereka mengacu kepada pemuda-pemuda yang bukan tegak diatas Islam. Lihat dari cara mereka berpakaian, cara mereka menggunting rambut, lihat dari tato-tato mereka, Anda akan paham bahwasanya inilah pemuda-pemuda yang terfitnah dengan zaman.

Mereka mengatakan inilah ciri-ciri pemuda milenial. Apa ciri-cirinya? Rambut cepak atau rambut botak diiris-iris dan penuh tato di tubuh, Inilah pemuda milenial kata mereka. Tapi inikah pemuda yang diinginkan Islam? Tidak.

Islam menginginkan pemuda-pemuda yang berjiwa besar untuk berkhidmat terhadap bangsa dan negaranya serta untuk agamanya. Kita pernah melihat bahwasanya dalam sejarah berkumpul empat orang pemuda di bawah naungan Ka’bah. Mereka berkata, “Kita adalah para pemuda. Apa yang akan kita jadikan sebagai mimpi-mimpi kita?” Subhanallah.

Berkata yang pertama, Mush’ab bin Zubair, “Saya bermimpi (bercita-cita) akan menjadi penguasa di Iraq. Saya akan menikahi dua wanita cantik, perempuan-perempuan shalihah (‘Aisyah) puteri Thalhah dan (Sukainah) puteri Husain. Itu yang jadi cita-cita besar saya.”

Berkata yang kedua, ‘Urwah bin Zubair, “Adapun saya, saya bermimpi menjadi seorang ulama hadits yang duduk bersimpuh, datang kepada saya manusia mengambil ilmu hadits dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Mereka datang dari berbagai penjuru dunia.”

Yang ketiga ‘Abdul Malik bin Marwan, dia berkata, “Saya bermimpi bahwa saya menjadi penguasa yang menguasai dunia, menjadi khalifah.” Subhanallah.

Yang terakhir, ‘Abdullah bin ‘Umar, beliau ini adalah sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, sedangkan yang tiga lainnya tadi adalah tabi’in. Dia berkata, “Cita-cita saya, saya berharap semoga bisa masuk surganya Allah Subhanahu wa Ta’ala.”

Yang pertama ingin menjadi gubernur di Iraq menikahi dua putri yang cantik jelita yang terkenal kejelitaannya, kepintarannya, kesalihannya, putri Thalhah dan putri Husain. Yang kedua, ingin menjadi ulama yang datang kepadanya orang menimba ilmu. Yang ketiga ‘Abdul Malik dan yang terakhir ‘Abdullah bin ‘Umar. Di antara keempat orang ini, mana yang paling besar cita-citanya? Yang paling besar adalah ‘Abdullah bin ‘Umar. Dia menginginkan surganya Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Inilah ciri-ciri pemuda yang obsesinya adalah negeri akhirat, bukan dunia yang fana. Subhanallah. Dan akhirnya kita melihat bagaimana keempat pemuda ini semua berjuang dan berhasil mewujudkan mimpi-mimpinya. Dialah Mush’ab bin Zubair sebagai gubernur Iraq di Kuffah ketika saudaranya ‘Abdullah bin Zubair menjadi penguasa di Hijaz. ‘Urwah menjadi salah satu ulama di Madinah yang disebut dengan nama fuqohausab’ah. Datang orang-orang menimba ilmu kepadanya. Dan ‘Abdul Malik bin Marwan berhasil menjadi penguasa dinasti Bani Umayyah. Dan kita pun berharap ‘Abdullah bin ‘Umar berhasil meraih mimpinya mendapatkan surganya Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Hadirin jamaah milenial yang dirahmati Allah, silahkan kejar cita-citamu. Silahkan bermimpi, tapi seorang pemuda yang hakiki adalah pemuda yang memiliki mimpi yang besar, mimpinya tidak menjajah di dunia tapi melanglang buana ke akhirat. Jadilah anda pemuda harapan Islam, jadilah Anda pemuda yang berjiwa besar. Berkhidmat untuk agama Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Cukup sekian dari saya, اُنْظُرْ مَا قَالَ وَلاَ تَنْظُرْ مَنْ قَالَ “Lihatlah apa yang dikatakan (diucapkan) dan jangan melihat siapa yang mengatakan”.

 

والسالم عليكم ورحمةهللا وبركاته

Penulis : Muhammad Yusuf Rahmat H

MILWA MEDIA
MILWA MEDIA MILWA MEDIA Milwa Media (Milenial Dakwah) adalah sebuah Platform dakwah yang bertujuan untuk meningkatkan skill kaum milenial dalam berdakwah. Ikuti media sosial milwa lainnya : Tiktok @milwa_media Instagram @mil_wamedia

Posting Komentar untuk "Pemuda Milenial"